CIRI UMUM
FAMILI DIPTEROCARPACEAE
Umum
Dipterocarpaceae
merupakan kelompok kayu perdagangan utama (meranti dan balau/Shorea,
mersawa/Anisoptera, keruing/Dipterocarpus dan kapur/Dryobalanops). Batangnya
silinder, dan banyak yang mencapai ukuran sangat besar, 30 m atau lebih (tinggi
bebas cabang). Hopea, Vatica dan Cotylelobium yang secara umum berupa
pohon-pohon kecil. Semua jenis Dipterocarpaceae mengeluarkan damar atau
oleo-resin.
Taksonomi
Menurut
Ashton (1982), famili Dipterocarpaceae memiliki tiga sub famili, yaitu Dipterocarpadeae,
Pakaraimoideae, dan Monotoideae. Diantara ketiga sub famili
tersebut, Dipterocarpadeae merupakan sub famili yang terpenting karena
memiliki jumlah jenis yang banyak dan bernilai komersil. Sub famili
Dipterocarpaceae ini memiliki 13 genus dan 470 jenis. Famili
Dipterocarpaceae yang terdapat di Indonesia adalah Anisoptera (Mersawa),
Cotylelobium, Dipterocarpus (Keruing), Dryobalanops
(Kapur), Hopea (Giam), Parashorea, Shorea (Meranti), Vatica
(Resak) dan Upuna (Alrasyid dkk.,1991).
Biologi
Menurut
Ashton (1982), sifat umum dari famili Dipterocarpaceae antara lain pohon
berukuran besar atau kecil, berdamar dan selalu menghijau. Pada umumnya batang
berbanir dan kulit luar biasanya bersisik atau beralur dan seringkali mengelupas.
Daun tunggal dengan kedudukan berselang-seling (alternate), bertepi rata
atau beringgit, bertulang sirip, seringkali berdaging, daun penumpu (Stipula)
besar atau kecil dan seringkali mudah rontok.
Lebih
lanjut Ashton (1982) mengemukakan bahwa bunga berkelamin dua, terletak di ujung
ranting atau di ketiak daun dalam bentuk malai atau tandan. Daun kelopak
berjumlah 5 helai, seringkali menyerupai sayap. Daun mahkota berjumlah 5
helai, berpilin dalam kuncup dan dasar lepas atau berlekatan. Benang sari
berjumlah 5 -110 dan melebar dalam satu atau beberapa baris. Tangkai sari
umumnya bebas, pendek, seringkali pangkalnya melebar dan beberapa diantaranya
sukar rontok. Bakal buah beruang 3 (jarang 2) atau beruang 1 tidak
sempurna. Bakal biji berjumlah 2-3 pada setiap ruang, menempel pada
dinding. Buah kebanyakan tidak memecah, berbiji satu, kulit buah mengeras
(mengayu), endosperm kebanyakan tidak ada dan lembaga tegak.
Sifat-sifat
Pohon
Kebanyakan
dari jenis-jenis Dipterocarpaceae bersifat toleran terhadap intensitas cahaya
pada saat semai dan intoleran setelah mencapai tahap pancang dan tiang (Ashton,
1982).
Sebagian
dari jenis Dipterocarpaceae yang toleran terutama yang memiliki kayu
dengan berat jenis yang tinggi (tenggelam) contohnya Dipterocarpus spp
dan sebagian lagi tergolong semi toleran, yaitu jenis-jenis yang memiliki kayu
dengan berat jenis rendah (terapung) contohnya Shorea spp, Hopea
spp. Kebutuhan cahaya untuk keperluan pertumbuhan waktu muda (tingkat
anakan) berkisar antara 50 – 75 % dari cahaya total. Untuk jenis semi
toleran, anakan membutuhkan naungan 3 – 4 tahun atau sampai tanaman mencapai
tinggi 1- 3 meter. Sedangkan jenis yang toleran lebih lama lagi, yaitu
sampai 5 – 8 tahun (Alrasyid, 1991).
Tempat
Tumbuh
Menurut
Ashton (1982), sebagian besar jenis-jenis Dipterocarpaceae terdapat pada
daerah beriklim basah dan kelembaban yang tinggi dibawah ketinggian 1.000 m
dpl, dengan rata-rata curah hujan tahunan mencapai 2.000 mm dan musim kemarau
yang pendek.
Pada
ketinggian 1.350 meter dapat ditemukan Shorea beccariana, S. flaviflora,
S. rubra, dan Vatica hepteroptera. Kemudian yang tumbuh pada
ketinggian 1.500 meter dpl, antara lain : Vatica dulitensis, V.
oblongifolia, Shorea monticola, S. ovata dan yang tumbuh sampai ketinggian
1.800 meter dpl adalah Shorea venulosa, Hopea cernua dan Vatica
grenulata. Sedangkan jenis-jenis Dipterocarpaceae yang hidup
pada iklim musim dan kering 3-5 bulan per tahun, antara Shorea robusta, S.
siamensis, Dipterocarpus littoralis, Hopea celebica, Vatica cinerea dan
Parashorea stellata (Alrasyid, 1982).
Jenis-jenis
Dipterocarpaceae sebagian besar menghendaki tanah kering yang bereaksi sedikit
masam, bersolum dalam, dan banyak mengandung
liat. Pada tanah berkapur ditemukan Hopea
aptera, Shorea guiso dan S. harilandii. Pada hutan krangas ditemukan
antara lain : Cotylobium burckii, Dryobalanops fusca, Hopea karanganensis,
Shorea coriacea, Shorea ratusa, Vatica coriacea, dan Dipterocarpus
bornensis. Pada tanah berpasir, antara lain : Dryobalanops
aromatica, Shorea falcifera, Hopea beccariana, dan Upuna borneensis.
Pada tanah bergambut, antara lain Dryobalanops rappa, Anisoptera marginata,
Shorea albida dan Dipterocarpus coriaceus (Ashton, 1982).
Penyebaran
Famili
Dipterocarpaceae menyebar mulai dari Afrika, Seychelles, Ceylon hingga
Semenanjung India, selanjutnya di India Timur, Bangladesh, Burma, Tahiland,
Indocina, Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Philipina
(Ashton,1982). Menurut Alrasyid (1991), secara alami jenis-jenis
Dipterocarpaceae merupakan hutan alam campuran yang tersebar luas pada
berbagai topografi pada ketinggian dibawah 80 m dpl dan jarang ditemukan
hutan-hutan Dipterocarpaceae murni atau berkelompok pada ketinggian 800
m dpl.
Sebaran
Dipterocarpaceae
Pulau
|
Jumlah Marga
|
Jumlah
Jenis
|
Jumlah
Jenis endemic
|
Kalimantan
|
9
|
268
|
113
|
Sumatera
|
9
|
110
|
12
|
Jawa
|
5
|
10
|
2
|
Sulawesi
|
4
|
7
|
2
|
Maluku
|
4
|
7
|
1
|
Bali-Lombok
|
2
|
3
|
-
|
Papua
|
3
|
15
|
11
|
Sebaran
Marga Dipterocarpaceae
Marga
|
Jawa
|
Sumatera
|
Kalimantan
|
Sulawesi
|
Maluku
|
Bali-
Lombok
|
Papua
|
Shorea
|
1
|
50
|
127
|
2
|
3
|
||
Hopea
|
1
|
14
|
42
|
2
|
2
|
1
|
13
|
Dryobalanops
|
2
|
7
|
|||||
Vatica
|
3
|
11
|
35
|
2
|
1
|
1
|
|
Cotylelobium
|
1
|
3
|
|||||
Anisoptera
|
1
|
4
|
5
|
1
|
1
|
1
|
|
Dipterocarpus
|
4
|
25
|
41
|
2
|
|||
Parashorea
|
3
|
6
|
|||||
Upuna
|
1
|
Ekonomi
dan Kayu
Dipterocarpaceae
merupakan suku penghasil kayu yang sangat unggul dari kawasan tropis Asia.
Dipterocarpaceae meliputi Kayu Daun Lebar Berat, yang awet : balau/bangkirai
(Shorea) dan giam (Hopea). Kayu Daun Lebar Sedang, yang tidak awet : keruing
(Dipterocarpus), kapur (Dryobalanops) dan merawan (Hopea). Kayu Daun Lebar
Ringan, yang tidak awet : meranti merah dan meranti kuning, meranti putih
(Shorea), seraya putih atau pendan (Parashorea) dan mersawa (Anisoptera). Kayu
resak (Vatica dan Cotylelobium) berukuran kecil shg tidak ditebang tetapi
penghasil kayu keras dan kuat, untuk membuat rumah, konstruksi dan jembatan.
Kulit batang untuk fermentasi bir dan brem.
Editor by: Nur Faizin (Rimbawan Unri)
Daftar Pustaka
Alrasyid
H, Marfuah, Wijaya Kusuma dan Hendarsyah. 1991. Vamedicum Dipterocarpaceae.
Balai Penelitian dan Pengembangan Hutan, Departemen Kehutanan, Jakarta.
Ashton,
P.S. 1982. Dipterocarpaceae. Flora Malesiana Series I- Spermathopyta, Vol.9,
Part 2. Sijthoff & Noordhoff International Publishers, Alphen aan den
Rijn. The Netherlands.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar