Selamat Membaca
Semoga segala informasi yang ada di blog ini bermanfaat :)
"Ketika aku BERBAGI maka akau "ADA".
( Nur Faizin Angkatan 2010 )
"Ketika aku BERBAGI maka akau "ADA".
( Nur Faizin Angkatan 2010 )
Jumat, 30 November 2012
INVENTARISASI HUTAN
Kelompok 2
LAPORAN PRAKTIKUM
INVENTARISASI HUTAN
Pengukuran Volume dan Potensi tegakan
Eucalyptus
OLEH :
NUR FAIZIN
1006114143
Kelompok 1
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
2011
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Inventarisasi
hutan merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
kekayaan hutan,menguraikan kuantitas dan kualitas pohon-pohon hutan serta
berbagai karakteristik areal tanah tem[at tumbuhnya.Untuk praktek kelapangan kebutuhan-kebutuhan
tambahan memang perlu,inventore hutan pada umumnya meliputi sejumlah besar
pekerjaan lapangan,yang memerlukan biaya mencapai petak ukur biasaya pencatatn
data sering kali sangat tinggi,biaya tambahan yang dikeluarkan untuk mengukur
dan mencatat parameter – parameter lain,tidak secara langsung berhubungan
dengan tujuan inventore,dapat terbukti tidak berarti.
Dalam inventarisasi
hutan penaksiran volume tegakan diminimalkan pada salah satu variabel penting.
Volume tegakan selalu ditaksir dengan mengukur sejumlah pohon dalam petak ukur
sebagai sampel.Pendugaan suatu komunitas salah satunya dilakukan dengan
melakukan pengukuran pada diameter pohon dari komunitas yang akan diketahui
tersebut. Diameter merupakan dimensi pohon yang sangat penting dalam pendugaan
potensi pohon dan tegakan. Data diameter bukan hanya diperlukan untuk
menghitung nilai luas bidang dasar suatu tegakan melainkan juga dapat digunakan
untuk menentukan volume pohon dan tegakan, berguna dalam pengaturan penebangan
dengan batas diameter tertentu serta dapat digunakan untuk mengetahui struktur
suatu tegakan hutan.Dalam pengukuran luas bidang dasar, diameter setinggi dada
1,3 m atau dalam satuan internasionalnya 4,3 feet (kaki) diatas pangkal batang
dimana untuk pohon yang berdiri pada lereng, titik pengukuran harus ditentukan
pada bagian atas pengukuran sederhana. Alat ini merupakan alat pengukur koreksi
secara otomatis seperti tingkat Biltmore stick dan relaskop bitterlich.
Pengukuran merupakan
hal yang paling penting dilakukan, karena dapat mengetahui atau menduga potensi
suatu tegakan ataupun suatu komunitas tertentu. Dalam memperoleh data
pengukuran, jenis dan cara penggunaan alat merupakan faktor penentu utama yang
mempengaruhi keotentikan data yang diperoleh. Semakin bagus alat yang
dipergunakan maka semakin baik pula hasil pengukuran yang akan didapat.
Demikian pula halnya dengan kemampuan pengamat dalam pengukuran, semakin baik
dalam penggunaan suatu alat maka semakin baik pula data yang dikumpulkan.
Dalam
inventarisasi hutan penaksiran volume tegakan diminimalkan pada salah satu
variabel penting. Volume tegakan selalu ditaksir dengan mengukur sejumlah pohon
dalam petak ukur sebagai sampel.Pendugaan suatu komunitas salah satunya
dilakukan dengan melakukan pengukuran pada diameter pohon dari komunitas yang
akan diketahui tersebut. Diameter merupakan dimensi pohon yang sangat penting
dalam pendugaan potensi pohon dan tegakan. Data diameter bukan hanya diperlukan
untuk menghitung nilai luas bidang dasar suatu tegakan melainkan juga dapat
digunakan untuk menentukan volume pohon dan tegakan, berguna dalam pengaturan
penebangan dengan batas diameter tertentu serta dapat digunakan untuk
mengetahui struktur suatu tegakan hutan.Dalam pengukuran luas bidang dasar,
diameter setinggi dada 1,3 m atau dalam satuan internasionalnya 4,3 feet (kaki)
diatas pangkal batang dimana untuk pohon yang berdiri pada lereng, titik
pengukuran harus ditentukan pada bagian atas pengukuran sederhana. Alat ini
merupakan alat pengukur koreksi secara otomatis seperti tingkat Biltmore stick
dan relaskop bitterlich.
Volume
merupakan salah satu parameter yang paling penting dalam inventore secara
obyektif. Sayangnya terlalu banyak dokumen inventore dimana itu tidak
ditetapkan secara jelas beberapa diameter setinggi dada minimum, beberapa
bagian dari pohon yang diperhitungkan, apakah volume dengan kulit atau tanpa
kulit, apakah volume bruto atau tidak memasukkan bagian-bagian yang cacat, yang
kriteriannya adalah untuk tidak menyertakan bagian-bagian yang cacat.
Penaksiran
volume kayu yang masih berdiri hanya merupakan langkah awal untuk menghitung
hasil akhir dalam inventore hutan,. Target yang lebih penting adalah menaksir
volume tegakan merupakan jumlah volume pohon yang terdapat disuatu areal hutan.
Konsep ini berlaku bila sampel yang diambil merupakan individu pohon. Untuk
kepentingan pengelolaan hutan yang perlu diketahui bukan hanya volume tegakan
yang ada sekarang saja, tetapi juga pertimbangan tegakan tersebut dimasa yang
akan datang khususnya selama jangka waktu perencanaan.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dalam
praktikum inventarisasi hutan khususnya di Areal Eucalyptus UR adalah sebagi berikut :
a. Mengetahui
potensi tegakan Eucalyptus sp pada kawasan unversitas riau.( depan rektorat )
b. Dapat
mengetahui cara pengukuran potensi dalam suatu kawsan.
c. Mengetahui
sampel yang digunakan dan cara pengukuran yang efektif.
d. Menghitung
Volume poptensi tegakan dalam luasan Ha.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Menurut Baker (1987)
ukuran dan bentuk tajuk dipengaruhioleh faktor genetik dan lingkungan tempat
tumbuh. Pohon dikotil cenderung mempunyai bentuk tajuk yang tidak teratur
akibat dari cabang lateral tumbuh lebih cepat dari pada puncak sehingga dengan
adanya percabangan yang berulang-ulang tajuk menjadi menyebar dan luas.
Perilaku percabangan juga dipengaruhi
oleh umur dan kualitas tempat tumbuh.
Diameter
batang dan diameter tajuk mempunyai hubungan yang dekat karena ukuran tajuk
menggambarkan kemampuan pohon untuk melakukan asimilasi atau fotosintesis yang
menentukan pertumbuhan tiap pohon tersebut.
Tingkat
hubungan antara pertumbuhan diameter tajuk dan diameter batang tidak bersifat
tetap tetapi berubah-ubah tergantung pada banyak faktor yang mempengaruhi
seperti jenis pohon, umur, tempat tumbuh, tehnik tanam, pemeliharaan dan
lain-lain. Tajuk suatu pohon yang tampak pada foto udara mempunyai bentuk yang
lebih teratur dari pada bentuk sesungguhnya dilapangan karena adanya bagian –
bagian dari tajuk yang tidak tergambar sehingga hal ini memudahkan pengukuran
(Avery, 1989). Di dalam manual kehutanan disebutkan bahwa luas bidang dasar
suatu pohon adalah luas penampang melintang dari batang pohon tersebut pada
setinggi 130 cm dari permukaan tanah, yang dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut ;
Luas
bidang dasar tegakan juga mempunyai arti penting dalam inventore tegakan yang
menggunakan sampling titik. Tetapi luas bidang dasar dalam cara sampling ini
tidak dihitung seperti pada perhitungan KBD, melainkan ditaksir langsung dengan
menggunakan tongkat Bitterlich atau alat-alat turunannya sepert prisma baji,
reloskop dan sebagainya. Perangkat pendugaan volume pohon (berupa model atau
rumus maupun tabel) adalah salah satu perangkat penting dalam perencanaan
pengelolahan hutan. Salah satu jenis data yang diperlukan dalam perencanaan
pengelolahan hutan ialah dengan potensi atau masa tegakan. Pengumpulan data
masa tegakan dilakukan melalui kegiatan inventarisasi yang selalu melibatkan
pendugaan volume pohon per pohon. Oleh sebab itu, dalam setiap kegiatan
pengelolahan hutan dituntut tersedianya perangkat pendugaan volume pohon
(Simon, 2007).
Di
dalam inventor hutan dikenal dua istilah tentang tinggi yakni tinggi total dan
tinggi batang. Tinggi total disebut juga tinggi pohon yang diukur dari
permukaan tanah sampai dengan puncak dari pohon, sedangkan tinggi batang diukur
dari tonggak sampai pada tempat yang ukurannya masih dapat diperdagangkan.
(Loetch dan Haller, 1973).
Baik tinggi pohon maupun tinggi
batang lazimnya secara mudah diukur
langsung dilapangan. Pengukuran lewat foto udara hanya mungkin dilakukan
terhadap tinggi total saja, sedangkan
tinggi batang tidak dapat, tetapi juga tidak mudah karena ada beberapa
persyaratan harus dipenuhi agar hasil
pengukuran menjadi cukup cermat. Faktor – faktor yang penting untuk
diperhatikan adalah bahwa pangkal dan puncak pohon harus dapat diamati dengan
jelas, spesifik foto udara yang memenuhi syarat pengukuran, bentuk medan,
tehnik pengukuran, formula dan piranti yang digunakan (Spurr, 1960).
BAB
III
METODELOGI
3.1. Waktu dan Tempat
Adapun pelaksanaan Praktikum
Inventarisasi hutan tentang potensi dan volume pohon dilakukan di Tegakan Eucalyptus ( depan rektorat) Universitas
Riau. Pengukuran dilakukan pada tanggal 15 Desember 2011 mulai pukul 10.00 WIB -
11.45 WIB.
3.2. Alat dan Bahan
Pengukuran volume tegakan pohon Eucalyptus spp menggunakan petak ukur
lingkaran. Adapun alat-alat yang digunakan dalam pengukuran ini ialah:
·
Pita ukur (pita
keliling)
·
Hagameter
·
Meteran
3.3. Cara Kerja
·
Penentuan titik sumbu
petak ukur lingkaran.
·
Buat petak ukur dengan
menggunakan Meteran dengan diameter 17.8 M.
·
Tentukan pohon 1 dan
selanjutnya.
·
Ukur Keliling dan Tinggi
pohon sesuai dengan urutan Nomor Pohon.
·
Gambar lokasi
pengukuran ( membuat peta areal praktikum )
·
Menghitung volume dan
diameter ( pengolahan Data )
BAB IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
U
B T
S
REKTORAT UR
Gambar : petak ukur lingkaran
Tabel pengukuran plot tegakan Eucalyptus spp.
Pohon
|
Keliling
(cm)
|
Diameter
(m)
|
Tinggi
(m)
|
Volume
(m3)
|
1
|
46
|
0.146422548
|
23
|
0.069035391
|
2
|
52
|
0.165521141
|
22
|
0.084383524
|
3
|
58.3
|
0.185574664
|
22
|
0.106068904
|
4
|
34
|
0.108225361
|
17
|
0.027876295
|
5
|
37.3
|
0.118729588
|
17
|
0.033550182
|
6
|
36
|
0.114591559
|
17
|
0.031252316
|
7
|
62
|
0.197352129
|
24.5
|
0.13359117
|
8
|
54
|
0.171887339
|
22.5
|
0.09306756
|
9
|
69
|
0.219633821
|
24
|
0.162083092
|
10
|
54
|
0.171887339
|
22.5
|
0.09306756
|
11
|
58.5
|
0.186211283
|
22.5
|
0.109225123
|
12
|
55.5
|
0.176661987
|
22
|
0.096125129
|
13
|
71
|
0.226000019
|
22
|
0.157314107
|
14
|
60.5
|
0.192577481
|
23
|
0.119417198
|
15
|
5
|
0.015915494
|
22
|
0.000780173
|
16
|
41
|
0.130507053
|
22.5
|
0.053651087
|
17
|
68
|
0.216450723
|
22
|
0.144300819
|
18
|
54.3
|
0.172842268
|
26
|
0.108742997
|
19
|
47
|
0.149605647
|
24
|
0.075203014
|
20
|
50.6
|
0.161064802
|
27
|
0.098060271
|
21
|
64.4
|
0.204991567
|
26
|
0.152958414
|
22
|
55
|
0.175070437
|
25
|
0.107273803
|
23
|
26.5
|
0.08435212
|
25
|
0.02490348
|
24
|
40.7
|
0.129552124
|
26
|
0.06109286
|
25
|
51.6
|
0.164247901
|
27
|
0.10197447
|
26
|
61
|
0.194169031
|
25
|
0.131955644
|
27
|
48.5
|
0.154380295
|
25
|
0.083416464
|
|
Diameter rata2 =
0.156136893
|
|
|
|
|
Tinggi rata – rata = 23
|
|
||
|
Volume total =
2.460371047
|
|||
|
Volume rata – rata = 0.0911224853
|
4.2. Pembahasan
Pada praktikum
inventarisasi ini dilakukan pada kawasan tegakan Eucalyptus spp, yang pada umumnya memiliki umur dan jenis tanaman
yang sama sehingga petak ukur lingkaran lebih cocok untuk diterapkan dan lebih
teliti. Pasangan petak ukur lingkaran yang digunakan tujuannya adalah untuk
mengetahui volume tegakan pohon. Langkah langkah pertama yang dilakukan dalam
memperkirakan volume pohon adalah mengukur diameter pohon dan tinggi pohon.
Hasil
pengukuran cara pengambilan contoh sistematik dengan petak ukur berbentuk
lingkaran dapat terlihat dalam gambar plot dan tabel pengukuran plot tegakan Eucalyptus spp. Dari hasil perhitungan
Volume tegakan pohon Eucalyptus spp. Didapatkan rata rata diameter pohon Eucalyptus spp. adalah 0.156136893 m dan
rata rata tinggi adalah 23 m. Dan pada saat perhitungan volume pohon alat yang
digunakan hanya pita keliling dan hagameter saja.
Volume total dari sampel tegakan eucalyptus UR yang dilakukan
pengukuran diperoleh hasil sebagai berikut :
Vtot = 2,46 m3 / 0,0248 Ha = Vt M3
/ 1 Ha
Vt m3 . 0,0248 Ha = 2,537
M3 Ha
Vt = 102,29
m3
Jadi, volume pohon
dalam 1 Ha adalah 102,29 m3.
BAB V.
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
a. Inventarisasi
hutan pada dasarnya merupakan kegiatan
pengambilan data.
b. Dari
hasil perhitungan Volume tegakan pohon Eucalyptus spp. Didapatkan rata rata
diameter pohon eucalyptus adalah 0.156136893 m dan rata rata tinggi adalah 23
m.
c. Dalam
melakukan pengukuran memiliki kesalahn atau error yang disebabkan oleh ke
Salahan alat,metode
pengukuran,manusia dan lain-lain.
5.2. Saran
Dalam melakukan praktikum sebaiknya
alat-alatnya lebih banyak sehingga para peserta praktikum lebih bisa menguasai
di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Khaeruddin.
1994. Pembibitan Tanaman HTI. Penebar Swadaya. Jakarta
Khaeruddin.
1994. Pembibitan Tanaman HTI. Penebar Swadaya. Jakarta
Bahtiar, R.
2008. Metode Sampling. Dikutip dari : http://rbahtiar.wordpress.com/2008/08/13/metode-sampling/
(diakses pada tanggal 20 desember 2011)
Hamiudin, 2011.
Metode Pendugaan Volume Pohon. Dikutip dari : http://www.rimbawan.or.id/2011/08/metode-pendugaan-volume- poho.html (Diakses pada
tanggal 23 november 2011)
Langganan:
Postingan (Atom)